Implementasi
pembelajaran berdiferensiasi pada Mata pelajaran pendidikan Pancasila dalam
kegiatan Pameran Budaya Indonesia kelas XI untuk meningkatkan rasa cinta Tanah
Air
di SMA
Negeri 1 Dukun.
Oleh :
HIDAYATUL
KHUSNIYATI, S.Pd
(Guru Mapel Pendidikan Pancasila dan Koordinator Projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Kemajuan teknologi, informasi dan
komunikasi semakin pesat terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Pengaruh
kemajuan tersebut berdampak terhadap banyak sector kehidupan. Terutama dalam
sektor pendidikan. Ditambah lagi dengan Pandemi Covid-19 baru-baru ini, memaksa
dunia pendidikan merubah kurikulum dan segala hal terkait kondisi tersebut.
Sebagai Pendidik pada Mata pelajaran
Pendidikan Pancasila saya merasakan banyak perubahan pada peserta didik dalam
kurun tiga tahun terakhir selama dalam masa Pandemi. Perubahan tersebut
terutama pada karakter peserta didik, yang dulunya tidak terlalu aktif dalam
penggunaan sosial media dan berbagai aplikasi game online, namun saat ini
mereka sangat aktif dalam memakai media sosial dan berbagai aplikasi game
online. Konsisi tersebut mempengaruhi banyak hal, diantaranya yaitu peserta
didik kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas, peserta
didik terbiasa belajar tanpa control, dan yang sangat memprihatinkan yaitu
peserta didik mulai terbiasa meniru budaya westernisasi, mulai dari tingkah
laku, bahasa, dan gaya hidup mereka yang meniru budaya westernisasi.
Kondisi tersebut membuat saya merasa
khawatir dan mulai memikirkan model pembelajaran seperti apa yang dapat menjadi
solusi permasalahan tersebut. Melalui musyawarah guru mapel dan koordinasi
dengan wakil kepala sekolah dibidang kurikulum saya merencanakan model
pembelajaran berbasis projek (PjBL). Model PjBL ini sesuai dengan pembelajaran
berdiferensiasi pada kurikulum merdeka saat ini.
Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan pembelajaran yang berakar dari pemenuhan kebutuhan peserta didik baik
dari aspek kesiapan belajar, bakat, minat, atau profil belajarnya. Karena
setiapa peserta didik terlahir dengan kondisi yang beragam karakteristik dan
keunikannya. Maka melalui Model PjBL saya memfasilitasi potensi, karakteristik
dan keunikan peserta didik untuk menjadi solusi dari kondisi saat ini.
Pembelajaran berdiferensiasi melalui
model pembelajaran PjBL saya lakukan melalui pembagian angket kesiapan belajar,
bakat, minat, atau profil belajar peserta didik terhadap Materi Bhineka tunggal
ika khususnya kegiatan Pameran Budaya Indonesia pada satu bulan sebelum
kegiatan pembelajaran dilakukan. Berikutnya dari hasil angket tersebut saya
menemukan empat fokus bakat, minat dan potensi yang dapat di lakukan untuk
kegiatan Pameran tersebut, yaitu kelompok Tari, kelompok seni Bela diri,
kelompok Lagu Nasional/ daerah dan kelompok makanan khas daerah. Tahap
berikutnya yaitu penyampaian materi dasar tentang Cinta Tanah Air, penyampaian
kesepakatan kelas, pembuatan jadwal persiapan dan pendataan sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk kegiatan Pameran Budaya Indonesia.
Kegiatan selama pembelajaran sangat
saya apresiasi, peserta didik begitu antusias menyiapkan tampilan kelompoknya
masing-masing. Dimensi profil pelajar Pancasila bergotong royong dan
berkebhinekaan global sangat terasa pada kegiatan kali ini. Seluruh kelompok
berusaha menampilkan karya terbaik mereka.
Hasil dari seluruh kegiatan tersebut
yaitu pameran budaya Indonesia, yang terlaksana dengan sangat kondusif dan
aktif. Semua kelompok tampil dengan maksimal. Keadaan tersebut menggambarkan
telah terjadi perubahan karakter peserta didik, yang semakin memahami
kebudayaan Indonesia, bangga dengan Budaya Indonesia dan mereka dapat
mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik.
Refleksi dari kegiatan ini bagi saya
yaitu bagaimana kita sebagai pendidik melalui kurikulum merdeka dengan pembelajaran
berdiferensiasinya mampu mengelola kemampuan dan keunikan peserta didik dengan
maksimal untuk ketercapaian tujuan pembelajaran dan pencapaian dimensi profil
pelajar Pancasila. Semoga kedepannya seluruh pendidik di Indonesia mampu
mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi dengan aktif dan maksimal dalam
kegiatan pembelajaran mata pelajarannya masing-masing.
0 Comments